Kumpulan Makalah Terlengkap, Tutorial Dapodik, Tutorial PMP, Perangkat Pembelajaran Kurikulum KTSP 2006 Dan KTSP 2013 SD

Search

Thursday, January 10, 2019

TRADISI TABUIK DI SUMATRA BARAT


TRADISI TABUIK DI SUMATRA BARAT

Diajukan untuk memenuhi  salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam


 

  








Di Susun Oleh :

Intan Kholifah
Kelas IX - E



PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DEPARTEMEN AGAMA
 MTsN 1 CISEWU
                                                              2016




KATA PENGANTAR


Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah tugas dengan judul “TRADISI TABUIK DI SUMATRA BARAT ” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi tugas ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan tugas ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat memberikan manfaat.


                                                                          Garut, .....................2016
                                                                                     


  Penyusun 





DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………..............................i
Daftar Isi ………………………………………………………...........................ii
Bab I. Pendahuluan  …………………………………………..............................1
Bab II. Pembahasan  …………………………………………..............................3
Bab III. Penutup ………………………………………………. ..........................8
Daftar Pustaka  ………………………………………………..............................9








BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Indonesia memiliki suku dan kebudayaan yang beragam. Mulai dari batak, padang, jawa, sunda dan suku-suku lainnya. Begitu juga dengan kebudayaan masing-masing suku tersebut, seperti yang ada di sumatra barat, terdapat satu kebudayaan dan tradisi yang terdapat di daerah pasaman sumatra barat yang dikenal dengan tabuik.

   2. Rumusan Masalah
1)   Bagaimana asal –usul tradisi tabuik yang ada di sumatra barat?
2)   Apa tujuan dari tradisi tabuik tersebut?
3)   Bagaimana cara membuat tabuik?
4)   Bagaimana proses acara tradisi tabuik?
5)   Apa nilai-nilai yang terkandung dalam upacara tabuik?

        3.   Tujuan Penulisan
1)   Untuk melengkapi nilai tugas individu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
2)   Untuk memberikan gambaran tentang tradisi tabuik yang ada di sumatra barat




                                               BAB II
PEMBAHASAN

1.      Asal Usul Tradisi Tabuik
Kata tabuik yang berasal dari bahasa Arab yang mempunyai beberapa pengertian. Pertama, tabuik diartikan sebagai ‘keranda’ atau ‘peti mati’. Pengertian yang lain mengatakan bahwa tabuik artinya adalah peti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah. Tabut pada mulanya sebuah peti kayu yang dilapisi dengan emas sebagai tempat penyimpanan manuskrip Taurat yang ditulis di atas lempengan batu.  Akan tetapi, Tabuik kali ini tidak lagi sebuah kotak peti kayu yang dilapisi oleh emas. Namun,  yang diarak oleh warga Pariaman adalah sebuah replika menara tinggi yang terbuat dari bambu, kayu, rotan, dan berbagai macam hiasan. Puncak menara adalah sebuah hiasan yang berbentuk payung besar, dan bukan hanya di puncak, beberapa sisi menara dihiasi payung-payung kecil yang berjuntai. Tidak seperti menara lazimnya, bagian sisi-sisi bawah Tabuik terkembang dua buah sayap. Di antara sisi-sisi sayap itu, terpasang pula ornamen ekor dan sebuah kepala manusia seperti wajah wanita lengkap dengan kerudung. Bambu-bambu besar menjadi pondasi sekaligus tempat pegangan untuk mengusung Tabuik yang terlihat kokoh dan sangat berat.
Menurut  sejarah, Tabuik berasal dari orang India yang bergabung dalam pasukan Islam Thamil di Bengkulu tahun 1826, di bawah kekuasaan Thomas Stamford Rafles dari kerajaan Inggris. Setelah perjanjian London 17 Maret tahun 1829, Bengkulu dikuasai oleh Belanda dan Inggris menguasai Singapura. Hal itu menyebabkan pasukan Islam Thamil Bengkulu akhirnya menyebar, diantaranya ada yang sampaikePariaman.
2.      Tujuan dari tradisi tabuik 
Tradisi merayakan Tabuik diadakan sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam serta rasa hormat umat Islam di Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW Hasan dan Hosein. Namun kini perayaan tabuik telah berubah menjadi perayaan untuk wisata yang di laksanakan rutin setiap tahunya sampai sekarang di kota pariaman sumatra barat.
3.      Cara Pembuatan Tabuik 
Tabuik dibuat oleh dua kelompok masyarakat Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok Subarang. Kedua tempat tersebut dipisahkan oleh aliran sungai yang membelah Kota Pariaman. Kelompok Tabuik Pasar terdiri dari gabungan 12 desa yang ada di kota Pariaman, sementara kelompok Tabuik Subarang terdari dari gabungan 14 desa lainnya. Dahulu, selama berlangsungnya pesta tabuik selalu diikuti dengan perkelahian antara warga dari daerah Pasar dan Subarang. Bahkan, ada beberapa pasangan suami-isteri yang berpisah dan masing-masing kembali ke daerah asalnya di Subarang dan Pasar. Setelah upacara tabuik berakhir, suami-istri tersebut kembali berkumpul dalam satu rumah. Walaupun korban terluka parah dalam perkelahian, namun ketika acara berakhir mereka bersatu kembali, sehingga suasana kembali tenang dan damai seperti semula.
Tabuik dibuat secara bersama-sama dan melibatkan ahli budaya dan sejarah, serta tokoh masyarakat. Masyarakat berkelompok dan saling bahu-membahu untuk membuat Tabuik dan mengaraknya. Pembuatan tabuik ini memakan biaya puluhan juta rupiah. Tabuik dibuat oleh kedua tempat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bawah yang tingginya dapat mencapai 15 meter. Bagian atas mewakili keranda berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga dan kain beludru berwarna-warni. Sedangkan, bagian bawah berbentuk tubuh kuda, bersayap, berekor dan berkepala manusia berambut panjang. 
 Kuda itu dibuat dari rotan dan bambu dengan dilapisi kain beludru halus warna hitam dan pada empat kakinya terdapat gambar kalajengking menghadap ke atas. Kuda tersebut adalah simbol Bouraq, kendaraan yang memiliki kemampuan terbang secepat kilat dan digunakan saat Isra' Miraj Nabi Muhammad Saw. Buraq dipercaya membawa Imam Hussein ke langit. Bagian tengah Tabuik berbentuk gapura petak yang ukurannya makin ke atas makin besar. Pada gapura itu ditempelkan motif ukiran khas Minangkabau.
Di bagian bawah dan atas gapura ditancapkan bungo salapan atau delapan bunga berbentuk payung dengan dasar kertas warna bermotif ukiran atau batik. Puncak Tabuik dihiasi payung besar yang dibalut kain beludru dan kertas hias yang juga bermotif ukiran. Di atas payung ditancapkan patung burung merpati putih. Kaki Tabuik terdiri dari empat kayu balok bersilang dengan panjang sekitar 20 meter. Balok-balok itu digunakan untuk menggotong dan menghoyak Tabuik yang dilakukan sekitar 100 orang dewasa.
 4. Tahapan Proses Tradisi Tabuik
a)      pembuatan tabuik
b)      tabuik naik pangkat yaitu menyatukan tiap-tiap bagian tabuik
c)       maambiak tanah yaitu mengambil tanah yang dilakukan pada saat adzan Magrib.Pengambilan tanah tersebut mengandung makna simbolik bahwa manusia berasal dari tanah. Setelah diambil, tanah tadi diarak oleh ratusan orang dan akhirnya disimpan dalam daraga yang berukuran 3x3 meter, kemudian dibalut dengan kain putih, lalu diletakkan dalam peti bernama tabuik
d)      maambiak batang pisang yaitu mengambil batang pisang dan ditanamkan dekat pusara
e)      maarak panja atau jari  yaitu mengarak panja yang berisi jari-jari palsu keliling kampung. Maarak panja merupakan pencerminan pemberitahuan kepada pengikut Husein bahwa jari-jari tangan Husein yang mati terbunuh telah ditemukan
f)       maarak sorban yaitu membawa sorban berkeliling dn  menandakan bahwa Husein telah dipenggal dan
g)      membuang tabuik  yaitu membawa tabuik ke pantai dan dibuang ke laut.

 Selama sepuluh hari (1-10 Muharam), digelar pula berbagai penampilan seni budaya anak Nagari Pariaman, yakni Rabab Pariaman, Gandang Tassa, Randai, Lomba Baju Kuruang, Puisi dan Tari Minang. Selain itu digelar bazar dan pameran aneka produk usaha kecil dan menengah serta komoditi ekspor dari Pariaman. 
5. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Tabuik
Nilai dan norma cultural yang terkandung dalam upacara tabuik di pariaman merupakan suatu proses social akan terlihat melalui fungsi social dan tata cara social, seperti bentuk kasus musyawarah nagari yang mempunyai fungsi social untuk mendapatkan mufakat  dan penyelesaian masalah adat  serta permainan anak nagari.Selain itu proses social musyawarah juga mempunyai  suatu tata caratertentu dalam penyelenggaraan sehingga merupakan pengejewatahan nilai- nilai harmonis dalam berinteraksi pada masyarakat  Pariaman Sumatera Barat


  
BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Tradisi tabuik yang ada di pariaman sumatra barat merupakan salah satu budaya yang harus selalu di lestarikan, karena memiliki nilai-nilai positif di dalamnya. Seperti pada proses pembuatan tabuik masyarakat bersama-sama saling bergotong royong mengerjakanya, pada saat itu terciptalah sikap saling membantu. 
     2. Saran
        kami berharap tradisi tabuik akan selalu di adakan dan dilestarika oleh masyarakat pariaman, karna tradisi ini banyak memilki nilai-nilai positif. Dan juga tradisi tabuik ini juga dapat mendongkrak wisatawan untuk datang ke pariaman.
                                                



Daftar pustaka
http://www.antarasumbar.com/artikel/620/tradisi-tabuik-pariaman-tak-pernah-pudar.htmlhttp://www.sumbarprov.go.id/read/99/12/14/59/199-datang-dan-kunjungi/wisata-budaya/153-seluk-beluk-tradisi-a-oe-tabuik-a-oe.html



No comments:

Post a Comment

Post Popular

Makalah Maulid Nabi Muhammad SAW 1

MAULID NABI MUHAMMAD SAW Diajukan untuk memenuhi   s alah satu tugas m ata p elajaran Sejarah Kebudayaan Islam ...