Kumpulan Makalah Terlengkap, Tutorial Dapodik, Tutorial PMP, Perangkat Pembelajaran Kurikulum KTSP 2006 Dan KTSP 2013 SD

Search

Thursday, January 10, 2019

MAKALAH UPACARA NYANGKU 2


UPACARA NYANGKU

Diajukan untuk memenuhi  salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam

 

  








Di Susun Oleh :

NURUL YULIANI
Kelas IX - E



PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DEPARTEMEN AGAMA
 MTsN 3 GARUT
                                                                       2016





KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahii wa barakaatuh
Pertama-tama dan yang paling utama mari kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt zat yang maha segala-galanya, atas karunianya kita masih di berikan nikmat baik nikmat rohani maupun jasmani sehingga kita dapat berkumpul kembali ditempat yang ingsya Allah dimuliakan ini.Amiin
Sholawat serta salam mari kita curahlimpahkan pada junjungan kita semua habiibana wanabiiyana Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Mungkin dalam kesempatan kali ini saya akan coba membahas mengenai peringatan maulid nabi Muhammad saw.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan semua pihak sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

                                                                          Garut, .....................2016
                                                                                     

  Penyusun 




DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………..............................i
Daftar Isi ………………………………………………………...........................ii
Bab I. Pendahuluan  …………………………………………..............................2
Bab II. Pembahasan  …………………………………………..............................3
Bab III. Penutup ………………………………………………. ...........................7
Daftar Pustaka  ………………………………………………...............................8






BAB I
PENDAHULUAN

Upacara Nyangku merupakan tradisi masyarakat Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Upacara ini dilakukan untuk menghormati Prabu Sanghyang Borosngora, raja Sunda pertama yang memeluk agama Islam. Upacara ini merupakan wujud ucapan syukur masyarakat setempat atas masuknya ajaran Islam yang dibawa raja tersebut. Oleh karena itu, tradisi ini diadakan setiap bulan Maulid minggu keempat. Inti dalam ritual ini adalah pembersihan benda-benda pusaka yang dimiliki oleh Kerajaan Panjalu.
Menurut Mumu (41) kuncen Nusa Situ Lengkong Panjalu, Budaya ini sudah ada sejak dulu. Tidak hanya masyarakat Panjalu yang mengikuti prosesi ini, melainkan juga warga datang dari luar daerah yang ikut melibatkan diri pada prosesi adat ini. Menurut pengakuan mereka, air dari sisa membasuh pusaka konon dapat digunakan untuk obat, bahkan bisa di pakai untuk syarat ritual tertentu.Namun kami beserta para tokoh ulama serta para tokoh panjalu, sudah sering mengingatkan kepada masyarakat yang datang dari luar kota maupun dari lingkungan Panjalu sendiri, agar jangan sampai prilaku itu menyimpang dari aqidah kita, yang nantinya bisa menjadi musyrik. Ujar kuncen setempat Mumu. 
Mumu, para tokoh agama serta tokoh masyarakat berharap serta meminta kepada semua mayarakat, jangan sampai prosesi budaya dijadikan ajang yang dapat mengotori prosesi tadi. Apalagi sampai menyimpang dari aqidah, jadi marilah kita melestarikan budaya tanpa harus menyimpang dari aqidah ujarnya
Bagi warga Panjalu, nyangku sudah menjadi hari besar yang biasanya tidak dilewatkan begitu saja. Selain hari raya Iedul Fitri, acara nyangku pun menjadi momen tepat para perantau untuk pulang kampung. Tentu, masyarakat yang lebih luas pun segera merespon kegiatan ini. Ribuan masyarakat selalu membanjiri kota kecamatan Panjalu setiap kali digelar upacara tradisi nyangku.
Biasanya, seminggu menjelang digelarnya upacara nyangku, suasana Panjalu terasa semarak. Ratusan umbul-umbul berjejer rapih sepanjang jalan yang melintasi pusat kota. Demikian pula dengan Alun-alun Panjalu yang telah ditata untuk pelaksanaan Upacara Ritual Nyangku. 
Kegiatan ini berlangsung setiap bulan Mulud, pada hari Senin atau Kamis di minggu terakhir. Nyangku merupakan syukuran warga Panjalu dalam memperingati pertama kalinya Prabu Boros Ngora syi’ar Islam di tanah Panjalu. Oleh karena itu, nyangku menjadi agenda penting yang telah turun-temurun melestarikan kegiatan yang telah menjadi citra budaya Ciamis di tingkat nasional
Bupati Kabupaten Ciamis Drs. Iing Syam Aripin, mengatakan dalam sambutannya bahwa, nyangku ini harus terus dilestarikan, karena ini sebuah pelestarian budaya Ki Sunda. Acara ini sudah sangat tepat di adakan di Situ Lengkong, karena selain lokainya bagus juga Situ Lengkong merupakan peninggalan masa lalu yang masih ada. Menurut Iing, banyak investor yang ingin membangun hotel di Panjalu, namun Pemerintah tidak mengijinkan, karena akan merusak citra budaya yang sudah ada. Panjalu dengan keaslian alamnya, dengan wisata religinya sudah menjadi ciri khas tersendiri di Kabupaten Ciamis. Iing berjanji akan terus mengembangkan potensi wisata dan potensi daerah Panjalu ini, agar mampu membantu kesejahteraan masyarakat Panjalu. Bupati megucapkan terima kasih kepada sesepuh dan semua masyarakat yang terus konsisten menyelenggarakan upacara adat nyangku ini.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Upacara Adat Nyangku
Pada dasarnya, kata "Nyangku" ini sendiri diambil dari bahasa Arab, yakni"Yanko" yang kemudian berubah pengucapannya menjadi "Nyanku". Nyanko ini memiliki artian bersih atau membersihkan. Sama seperti pelaksanaannya, dimana upacara Nyangku ini merupakan upacara adat untuk membersihkan berbagai benda pusaka peninggalan leluhur kerajaan Panjalu dengan tata cara tertentu sesuai dengan tradisi atau adat yang ada.
Sementara secara tidak langsung, upacara Nyangku ini juga memiliki artian, untuk membersihkan diri dari segala hal yang dilarang atau tidak dibolehkan oleh agama. Disamping keberadaannya yang juga sebagai acara adat yang turut memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
2.      Pelaksanaan Upacara Adat Nyangku
Upacara Adat Nyangku masih bisa bertahan hingga saat ini, tidak lain adalah berkat adanya kepedulian dan usaha dari pihak sesepuh Panjalu, para kuncen, tokoh masyarakat serta pihak pemerintah Desa dan sejumlah instansi terkait seperti LKMD. Sementara untuk pelaksanaannya, upacara adat Nyangku ini dikoordinasikan oleh Yayasan Noros Ngora bersama pemerintah Desa.
Sekitar sehari sebelum dilaksanakannya upacara adat Nyangku ini, biasanya akan dilaksanakan acara Maulid Nabi Muhammad SAW, yang juga dilanjutkan dengan persiapan untuk upacara adat Nyangku beserta berziarah ke makam para raja Panjalu sebelumnya, sembari memberitahu pada kuncen akan diadakannya upacara adat Nyangku ini.
Adapun kebutuhan yang disediakan untuk upacara adat Nyangku ini, diantaranya adalah:
Air dari 7 sumber yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pembersihan benda pusaka, yang berasal dari :
1.                   Mata air Situ Lengkong,
2.                   Karantenan,
3.                   Kapunduhan,
4.                   Cipanjalu,
5.                   Kubangkelong,
6.                   Pasanggrahan
7.                   Kulah bongbang kancana
Nyangku, adalah suatu rangkaian prosesi adat penyucian benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora dan para Raja serta Bupati Panjalu yang tersimpan di Pasucian Bumi Alit. Nyangku sendiri berarti ‘Nyaangan Laku’ dalam Bahasa Sunda yang artinya menerangi perilaku. Konon istilah ‘nyangku’ juga berasal dari Bahasa Arab yaitu ‘yanko’ yang artinya membersihkan. Akan tetapi karena kesalahan pengucapan oleh lidah orang Sunda, maka yanko pun berubah menjadi nyangku.
Upacara adat nyangku biasa dilaksanakan oleh masyarakat Panjalu setiap hari Senin atau Kamis terakhir di Bulan Maulud (Rabiul Awwal). Hal ini dimaksudkan untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, yakni pada tanggal 12 Rabiul Awwal. Selain itu, upacara nyangku juga dimaksudkan untuk mengenang jasa-jasa Prabu Sanghyang Borosngora yang telah menyebarkan Islam di wilayah Kerajaan Panjalu. Upacara nyangku ini telah ada sejak zaman pemerintahan Prabu Sanghyang Borosngora. Tradisi ini dijadikan alat oleh Sang Prabu untuk menyiarkan Islam kepada rakyat Panjalu.
3.      Prosesi Ngagarang Pedang 
Tradisi Nyangku ini konon telah dilaksanakan sejak zaman pemerintahan Prabu Sanghyang Borosngora, pada waktu itu, Sang Prabu menjadikan prosesi adat ini sebagai salah satu media Syiar Islam bagi rakyat Panjalu dan sekitarnya.
Masyarakat Panjalu maupun keturunan Panjalu yang datang dari berbagai daerah berkumpul di kampung halamannya untuk menghadiri upacara tersebut. “Bukan untuk memuja-muja barang peninggalan leluhur, tetapi upacara tersebut diselenggarakan untuk mengingat jasa dan perjuangan leluhur masyarakat Panjalu, yakni Prabu Sanghiang Borosngora.
Pukul 9.00 WIB upacara Nyangku dimulai dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan Raja Panjalu Borosngora, seperti pedang, keris, kujang dari Bumi Alit. Perlakuan khusus diberikan pada pedang yang konon merupakan pemberian Sayyidina Ali (sahabat Nabi Muhammad saw.) ketika Borosngora berkunjung ke Mekah. Borosngora, Raja Panjalu yang arif dan bijaksana dianggap sebagai leluhur masyarakat Panjalu dan penyebar agama Islam pertama di daerah Panjalu. Benda-benda peninggalannya selama ini tetap terjaga, disimpan dan dirawat dengan baik di Bumi Alit, bangunan kecil berbentuk panggung di dekat Alun-alun Panjalu.
Setelah benda-benda pusaka peninggalan Borosngora dikeluarkan dari Bumi Alit, lalu dibawa dengan sangat hati-hati menuju tempat upacara. Benda-benda itu digendong, tak ubahnya menggendong anak bayi diiringi tetabuhan gembyung dan teriakan selawat.
Puncak upacara, yang sekaligus merupakan saat yang paling dinantikan, ditandai dengan pembersihkan benda pusaka tersebut menggunakan air yang diambil dari beberapa mata air yang dicampur jeruk nipis.


BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
inti dari upacara nyangku ini sesungguhnya tidak banyak bertentangan dengan syariat Islam. Seperti yang telah disebutkan di atas, nyangku bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adapun ritual pembersihan benda-benda pusaka tersebut hanyalah sebagai bentuk penghormatan masyarakat kepada Sanghyang Borosngora sebagai penyebar agama Islam di tatar Panjalu. Selain itu, pembersihan ‘pakarang’ tersebut bertujuan untuk merawat peninggalan sejarah agar tidak hilang atau bahkan terlupakan dimakan zaman..
Inti dalam ritual ini adalah pembersihan benda-benda pusaka yang dimiliki oleh Kerajaan Panjalu.
2.      Saran
               Upacara adat Sakral Nyangku merupakan upacara adat warisan dari raja-raja Panjalu. Oleh karena itu marilah kita melestarikan dan menjaga kebudayaan asli daerah khususnya kebudayaan asli masyarakat Panjalu. 





DAFTAR  PUSTAKA

Anonim. 2013. Rakor Pemerintahan Desa Hasilkan Rencana
Pembangunan Tahun 2013.http://panjalu.desa.id. Diakses : 20 Maret 2013
Anonim.tt.Proses Islamisasi di Jawa Barat.





No comments:

Post a Comment

Post Popular

Makalah Maulid Nabi Muhammad SAW 1

MAULID NABI MUHAMMAD SAW Diajukan untuk memenuhi   s alah satu tugas m ata p elajaran Sejarah Kebudayaan Islam ...