Kumpulan Makalah Terlengkap, Tutorial Dapodik, Tutorial PMP, Perangkat Pembelajaran Kurikulum KTSP 2006 Dan KTSP 2013 SD

Search

Thursday, December 27, 2018

Makalah Maulid Nabi Muhammad SAW 2


MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Diajukan untuk memenuhi  salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam


 




Di Susun Oleh :

IMAS RISMIYANTI
Kelas IX - E



PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DEPARTEMEN AGAMA
 MTsN 3 GARUT
                                                                  2016




KATA PENGANTAR


Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahii wa barakaatuh
Pertama-tama dan yang paling utama mari kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt zat yang maha segala-galanya, atas karunianya kita masih di berikan nikmat baik nikmat rohani maupun jasmani sehingga kita dapat berkumpul kembali ditempat yang ingsya Allah dimuliakan ini.Amiin
Sholawat serta salam mari kita curahlimpahkan pada junjungan kita semua habiibana wanabiiyana Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Mungkin dalam kesempatan kali ini saya akan coba membahas mengenai peringatan maulid nabi Muhammad saw.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
                                                                          Garut, .....................2016
                                                                                     


  Penyusun 



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………..............................i
Daftar Isi ………………………………………………………...........................ii
Bab I. Pendahuluan  …………………………………………..............................1
Bab II. Pembahasan  …………………………………………..............................2
Bab III. Penutup ………………………………………………. ..........................11
Daftar Pustaka  ………………………………………………..............................12



BAB I
PENDAHULUAN

 Kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.
Nabi Muhammad SAW lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M , yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah,Lebanon, dan Palestina).


BAB II
PEMBAHASAN

 Maulid Nabi Muhammad s.a.w
1.  Pengertian Maulid Nabi Muhammad saw
Ada kekeliruan umum dalam penyebutan  kelahiran Nabi Muhammad saw, yaitu ‘maulud’. Peringatan tentang kelahiran Nabi Muhammad saw yang bertolak dari kesalahan penyebutan ini berlanjut kepada penamaan peringatan itu, yaitu ‘Peringatan Maulud Nabi saw’ atau disingkat ‘mauludan’, atau ‘muludan’. Secara leksikal, kata ‘maulud’ berarti ‘yang dilahirkan’. Sementara itu yang dimaksud dengan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw, bukan ‘yang dilahirkan’, melainkan menyangkut berbagai hal tentang kelahiran beliau, seperti: hari kelahirannya itu sendiri, sejarahnya, perilakunya semasa hidup, kematiannya, hingga pengaruhnya dalam masyarakat dunia dari generasi ke generasi.
Kata yang tepat untuk tujuan itu adalah ‘maulid’ dan lengkapnya ‘Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw’. Kata ‘maulid’ terambil dari perpindahan kata ‘walada, yu>ladu, maulidan’, yang arti kata ‘maulidan’ adalah kelahiran.
Maulid Nabi Muhammad saw’ berarti kelahiran Nabi Muhammad saw. Secara praktis bukan hanya memperingati ‘hari’ kelahiran Nabi Muhammad saw, melainkan juga berbagai hal yang berkenaan dengan eksistensi Nabi Muhammad saw sejak dari peristiwa-peristiwa berkenaan dengan sebelum maupun saat-saat kelahirannya hingga pengaruhnya dalam peradaban dunia setelah beliau wafat. Pribadi Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling berpengaruh di dunia hingga sekarang (Hart, 1988 : 1),

2.  Sejarah Maulid Nabi Muhammad saw.
Perayaan Maulid Nabi tidak pernah diselengarakan pada masa pemerintahan nabi ataupun masa pemerintahan khulafaurrasyidin. Dari beberapa literatur yang telah didapatkan, perayaan Maulid Nabi diadakan 400 tahun setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat.
Kota Yerusalem merupakan pusat ilmu pengetahuan dunia di kala itu. Di sana, kaum muslimin menemukan ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an. Pada masa itu, dunia Islam sedang mendapat serangan-serangan gelombang demi gelombang dari berbagai bangsa Eropa (Prancis, Jerman, Inggris). Inilah yang dikenal dengan Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 laskar Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid al-Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan (jihad) dan persaudaraan (ukhuwah), sebab secara politis terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun khalifah tetap satu, yaitu Bani Abbas di Bagdad, sebagai lambang persatuan spiritual.
Dengan kekalahan tersebut buku-buku yang berisis tentang ilmu pengetahuan dibawa oleh pelaja-pelajar Eropa. Sedangkan, buku yang berisis tentang agama dibuang di laut merah. Runtuhnya Yerussalem membuat kepercayaan umat islam terhadap agamanya yang dianggap sebagai agama tertinggi semakin memudar. Para pemuka disibukkan oleh keinginan mengembalikan kekuasaan. Mereka yang kuat menguasai yang lemah dan yang lemah menjadi makanan yang kuat.
Pada saat itu merupakan masa pemerintahan Sultan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi (memerintah tahun 1174-1193 Masehi atau 570-590 Hijriah) dari Dinasti Bani Ayyub. Meskipun Salahuddin bukan orang Arab melainkan berasal dari suku Kurdi, pusat kesultanannya berada di Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia.
Menurut Salahuddin, akibat kekalahan umat islam pada perang salib, semangat juang umat Islam yang luntur harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat islam kepada nabi mereka Rasulullah Muhammad SAW. Dia mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad saw., 12 Rabiul Awal, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini dirayakan secara massal.
3. Cara Merayakan Maulid Nabi Muhammad s.a.w
Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi tidak melenceng dari aturan agama yang benar, sebaiknya perlu diikuti hal-hal berikut:
1. Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Ahzab ayat 56 yang artinya
"Sesunggu hnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yangberiman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya".( QS.Al-Ahzab:56.)
2. Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah.
Syekh Husnayn Makhluf berkata: "Perayaan maulid harus dilakukan dengan berdzikir
kepada Allah SWT, mensyukuri kenikmatan Allah SWT atas kelahiran Rasulullah SAW, dan
dilakukan dengan cara yang sopan, khusyu' serta jauh dari hal-hal yang diharamkan dan
bid'ah yang munkar".
3. Membaca sejarah Rasulullah s.a.w. dan menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau.
4. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau fakir miskin.
5. Meningkatkan silaturrahmi.
6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah
s.a.w. ditengah-tengah kita.
7. Mengadakan pengajian atau majlis ta'lim yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuri tauladani Rasulullah s.a.w.
4. Manfaat Memperingati Maulid Nabi Muhammad s.a.w
Adapun memperingati Maulid Nabi Muhammad s.a.w adalah jelas-jelas menimbulkan manfaat yang nyata, bukan manfaat semu seperti halnya orang-orang yang berkumpul bersama di suatu tempat untuk berkampanye politik maupun berdemo ria dengan alasan-alasan tertentu yang dihubung-hubungkan dengan agama islam. Manfa’at memperingati Maulid Nabi Muhammad s.a.w diantaranya adalah:
1.      Memperingati maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tempat atau sarana untuk
silaturrahim sesama muslim, serta memperbanyak membaca shalawat.
Imam Ja’far Shadiq mengatakan: “Saling berziarahlah kalian satu sama lainnya! Sesungguhnya dalam ziarah kalian dengan sesama akan menghidupkan hati kalian, dan mengingatkan hadist-hadist kami. Hadist-hadist kami membuat kalian lebih dekat dan lebih sayang satu sama lainnya”.(al-Kafi, jilid 2, hal 186).

2.      Dengan acara memperingati maulid Nabi saw bisa menambah syiar islam dan mendapat pahala yang besar.
      Karena dalam peringatan maulid Nabi tidak lepas dari membaca shalawat dan itu sangat diajarkan oleh agama islam, yang secara tegas diwajibkan oleh Allah. Lihat surah Al Ahzab yang menyatakan bahwa Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada rasul.
3. Acara memperingati maulid Nabi SAW bisa dijadikan moment untuk mencari ilmu (yang diwajibkan islam) tentang rasul dan ajarannya.
Karena disana diisi pengajian-pengajian tentang ajaran islam, tentang sunnah-sunnah Rasulullah, kisah-kisah teladan Rasulullah SAW bersama para sahabat dan para orang yang memusuhinya, juga kisah-kisah bagaimana hidup secara islami menurut ajaran Rasul SAW, bukan sekedar bualan-bualan atau janji-janji manis yang tak karu- karuan.
4. Perbedaan Mengenai Hukum perayaan Maulid Nabi
Hukum perayaan maulid telah menjadi topik perdebatan para ulama sejak lama dalam sejarah Islam, yaitu antara kalangan yang memperbolehkan dan yang melarangnya karena dianggap bid'ah. Hingga saat ini pun masalah hukum maulid, masih menjadi topik hangat yang diperdebatkan kalangan muslim. Yang ironis, di beberapa lapisan masyarakat muslim saat ini permasalahan peringatan maulid sering dijadikan tema untuk berbeda pendapat yang kurang sehat, dijadikan topik untuk saling menghujat, saling menuduh sesat dan lain sebagainya. Bahkan yang tragis, masalah peringatan maulid nabi ini juga menimbulkan kekerasan sektarianisme antar pemeluk Islam di beberapa tempat. Seperti yang terjadi di salah satu kota Pakistan tahun 2006 lalu, peringatan maulid berakhir dengan banjir darah karena dipasang bom oleh kalangan yang tidak menyukai maulid.
 Untuk lebih jelas mengenai duduk persoalan hukum maulid ini, ada baiknya kita telaah sejarah pemikiran Islam tentang peringatan maulid ini dari pendapat para ulama terdahulu.
Pendapat Ibnu Taymiyah
Ibnu Taymiyah dalam kitab Iqtidla'-us-Syirat al-Mustqim (2/83-85) mengatakan:
"Rasululullah s.a.w. telah melakukan kejadian-kejadian penting dalam sejarah beliau, seperti khutbah-khutbah dan perjanjian-perjanjian beliau pada hari Badar, Hunain, Khandaq, pembukaan Makkah, Hijrah, Masuk Madinah. Tidak seharusnya hari-hari itu dijadikan hari raya, karena yang melakukan seperti itu adalah umat Nasrani atau Yahudi yang menjadikan semua kejadian Isa hari raya. Hari raya merupakan bagian dari syariat, apa yang disyariatkan itulah yang diikuti, kalau tidak maka telah membuat sesuatu yang baru dalam agama. Maka apa yang dilakukan orang memperingati maulid, antara mengikuti tradisi Nasrani yang memperingati kelahiran Isa, atau karena cinta Rasulullah. Allah mungkin akan memberi pahala atas kecintaan dan ijtihad itu, tapi tidak atas bid'ah dengan menjadikan maulid nabi sebagai hari raya. Orang-orang salaf tidak melakukan itu padahal mereka lebih mencintai rasul".
Namun dalam bagian lain di kitab tersebut, Ibnu Taymiyah menambahkan:
"Merayakan maulid dan menjadikannya sebagai kegiatan rutin dalam setahun yang telah dilakukan oleh orang-orang, akan mendapatkan pahala yang besar sebab tujuannya baik dan mengagungkan Rasulullah SAW. Seperti yang telah saya jelaskan, terkadang sesuatu itu baik bagi satu kalangan orang, padahal itu dianggap kurang baik oleh kalangan mu'min yang ketat. “
Pendapat Abu Shamah (guru Imam Nawawi)
"Termasuk yang hal baru yang baik dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran Rasulullah s.a.w. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan rasa gembira dan bahagia, sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah s.a.w. kepada seluruh alam semesta".
Ibnu Hajar al-Asqolani 
Dalam kitab Fatawa Kubro menjelaskan: "Asal  melakukan maulid adalah bid'ah, tidak diriwayatkan dari ulama salaf dalam tiga abad pertama, akan tetapi didalamnya terkandung kebaikan-kebaikan dan juga kesalahan-kesalahan. Barangsiapa melakukan kebaikan di dalamnya dan menjauhi kesalahan-kesalahan, maka ia telah melakukan bid'ah yang baik (bid'ah hasanah). Saya telah melihat landasan yang kuat dalam hadist sahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah s.a.w. datang ke Madinah, beliau menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, maka beliau bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab:"Itu hari dimana Allah menenggelamkan Firaun, menyelamatkan Musa, kami berpuasa untuk mensyukuri itu semua. Dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa boleh melakukan syukur pada hari tertentu di situ terjadi nikmat yang besar atau terjadi penyelamatan dari mara bahaya, dan dilakukan itu tiap bertepatan pada hari itu. Syukur bisa dilakukan dengan berbagai macam ibadah, seperti sujud, puasa, sedekah, membaca al-Qur'an dll. Apa nikmat paling besar selain kehadiran Rasulullah s.a.w. di muka bumi ini. Maka sebaiknya merayakan maulid dengan melakukan syukur berupa membaca Qur'an, memberi makan fakir miskin, menceritakan keutamaan dan kebaikan Rauslullah yang bisa menggerakkan hati untuk berbuat baik dan amal sholih. Adapun yang dilakukan dengan mendengarkan musik dan memainkan alat musik, maka hukumnya dikembalikan kepada hukum pekerjaan itu, kalau itu mubah maka hukumnya mubah, kalau itu haram maka hukumnya haram dan kalau itu kurang baik maka begitu seterusnya".
Pendapat Imam Sayuti 
Beliau berkata: "Menurut saya asal perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur'an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid'ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhamad SAW yang mulia".
Pendapat Syeh Azhar Husnain Muhammad Makhluf 
Beliau mengatakan:"Menghidupkan malam maulid nabi dan malam-malam bulan Rabiul Awal ini adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah, memperbanyak syukur dengan nikmat-nikmat yang diturunkan termasuk nikmat dilahirkannya Rasulullah s.a.w. di alam dunia ini. Memperingatinya sebaiknya dengan cara yang santun dan khusu' dan menjauhi hal-hal yang dilarang agama seperti amalan-amalan bid'ah dan kemungkaran. Dan termasuk cara bersyukur adalah menyantuni orang-orang susah, menjalin silaturrahmi. Cara itu meskipun tidak dilakukan pada zaman Rasulullah s.a.w. dan tidak juga pada masa salaf terdahulu namun baik untuk dilakukan termasuk sunnah hasanah".
Pendapat Ibnu Hajar al-Haithami 
“Bid'ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu juga memperingati hari maulid Rasulullah.”
Pendapat Al-Hafidz al-Iraqi 
Dalam kitab Syarh Mawahib Ladunniyah mengatakan: "Melakukan perayaan, memberi makan orang disunnahkan tiap waktu, apalagi kalau itu disertai dengan rasa gembira dan senang dengan kahadiran Rasulullah s.a.w. pada hari dan bulan itu. Tidaklah sesuatu yang bid'ah selalu makruh dan dilarang, banyak sekali bid'ah yang disunnahkan dan bahkan diwajibkan."


BAB III
PENUTUP

1.     Simpulan
  Nabi Muhammad s.a.w dilahirkan tanggal 12 Rabiul Awwal pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Kemudian beliau menikah dengan Siti Khadijah pada umur 25 tahun. Dan pada umurnya yang ke 40 beliau diangkat menjadi Rasul Allah. Banyak kejadian yang dialami Rasulullah setelah pengangkatannya menjadi rasul, salah satunya peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Dan pada umur 63 tahun, beliau wafat.
  Nabi Muhammad s.a.w memiliki akhlaq yang sangat mulia. Ia seorang kepala keluarga, pedagang, pendidik dan panglima perang yang sangat baik.
  Maulid Nabi Muhammad s.a.w adalah peringatan Hari Lahir nabi Muhammad s.a.w. Peringatan maulid Nabi pertama mulai tahun 580 Hijriah (1184 Masehi) tanggal 12 Rabiul-Awwal. Hal ini brtujuan untuk membangkitkan semangat umat Islam yang kalah pada Perang Salib. Dan peringatan ini membuahkan hasil yang positif
2.     Saran
  Kita sebagai umat Islam seharusnya dapat lebih mengetahui riwayat hidup Nabi Muhammad s.a.w. Sehingga dengan demikian akan menambah kecintaan kita pada beliau.
  Kita sebagai umat Islam yang mengaku cinta kepada Rasulnya (Nabi Muhammad s.a.w) seharusnnya mampu untuk meneladani akhlaq atau sifat-sifat mulia dan terpuji yang Nabi Muhammad s.a.w miliki.

                                                  DAFTAR PUSTAKA

Djojopuspito,Suwarsih. Riwayat Hidup Nabi Muhammad s.a.w. Jakarta : Pustaka JayaMibtadin dkk. Buku Ajar Acuan Pengayaan Pendidikan Agama islam. Solo : CV. Sindunata
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#68
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3505958
http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/fbba/tradisi-maulid-nabi/
http://sumberkita.com/makalah-maulid-nabi-muhammad/#more-1671



No comments:

Post a Comment

Post Popular

Makalah Maulid Nabi Muhammad SAW 1

MAULID NABI MUHAMMAD SAW Diajukan untuk memenuhi   s alah satu tugas m ata p elajaran Sejarah Kebudayaan Islam ...