MAULID NABI MUHAMMAD
SAW
Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan
Islam
Di Susun Oleh :
IMAS RISMIYANTI
Kelas IX - E
PEMERINTAH
KABUPATEN GARUT
DEPARTEMEN AGAMA
MTsN 3 GARUT
2016
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahii wa
barakaatuh
Pertama-tama dan yang paling utama mari
kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt zat yang maha
segala-galanya, atas karunianya kita masih di berikan nikmat baik nikmat rohani
maupun jasmani sehingga kita dapat berkumpul kembali ditempat yang ingsya Allah
dimuliakan ini.Amiin
Sholawat serta salam mari kita
curahlimpahkan pada junjungan kita semua habiibana wanabiiyana Muhammad saw,
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang
benderang. Mungkin dalam kesempatan kali ini saya akan coba membahas mengenai
peringatan maulid nabi Muhammad saw.
Kami menyadari sepenuhnya masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, baik
dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan karya tulis ini
di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan semua pihak sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Garut,
.....................2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………..............................i
Daftar Isi
………………………………………………………...........................ii
Bab I. Pendahuluan
…………………………………………..............................1
Bab II. Pembahasan …………………………………………..............................2
Bab III. Penutup ……………………………………………….
..........................11
Daftar Pustaka ………………………………………………..............................12
BAB I
PENDAHULUAN
Kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.
Nabi Muhammad SAW lahir pada Tahun Gajah, yaitu
tahun 570 M , yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah.
Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat
yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat
perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan
dagang di Madinah, yang
ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan.
Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak
perempuan bernama Ummu Aiman yang
kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun,
ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya
ke Yatsrib (sekarang Madinah) untuk
mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di
Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan
dikuburkan di sana.Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh
kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah
kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika
inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan
kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah,Lebanon,
dan Palestina).
PEMBAHASAN
Maulid Nabi Muhammad s.a.w
Ada kekeliruan umum dalam penyebutan
kelahiran Nabi Muhammad saw, yaitu ‘maulud’. Peringatan tentang
kelahiran Nabi Muhammad saw yang bertolak dari kesalahan penyebutan ini berlanjut
kepada penamaan peringatan itu, yaitu ‘Peringatan Maulud Nabi saw’ atau
disingkat ‘mauludan’, atau ‘muludan’. Secara leksikal, kata
‘maulud’ berarti ‘yang dilahirkan’. Sementara itu yang dimaksud
dengan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw, bukan ‘yang dilahirkan’,
melainkan menyangkut berbagai hal tentang kelahiran beliau, seperti: hari
kelahirannya itu sendiri, sejarahnya, perilakunya semasa hidup, kematiannya,
hingga pengaruhnya dalam masyarakat dunia dari generasi ke generasi.
Kata yang tepat untuk tujuan itu adalah ‘maulid’ dan
lengkapnya ‘Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw’. Kata ‘maulid’
terambil dari perpindahan kata ‘walada, yu>ladu, maulidan’, yang
arti kata ‘maulidan’ adalah kelahiran.
‘Maulid Nabi Muhammad saw’ berarti
kelahiran Nabi Muhammad saw. Secara praktis bukan hanya memperingati ‘hari’
kelahiran Nabi Muhammad saw, melainkan juga berbagai hal yang berkenaan dengan
eksistensi Nabi Muhammad saw sejak dari peristiwa-peristiwa berkenaan dengan
sebelum maupun saat-saat kelahirannya hingga pengaruhnya dalam peradaban dunia
setelah beliau wafat. Pribadi Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling
berpengaruh di dunia hingga sekarang (Hart, 1988 : 1),
Perayaan Maulid Nabi tidak pernah diselengarakan
pada masa pemerintahan nabi ataupun masa pemerintahan khulafaurrasyidin. Dari
beberapa literatur yang telah didapatkan, perayaan Maulid Nabi diadakan 400
tahun setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat.
Kota Yerusalem merupakan
pusat ilmu pengetahuan dunia di kala itu. Di sana, kaum muslimin menemukan ilmu
pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an. Pada masa itu, dunia Islam sedang
mendapat serangan-serangan gelombang demi gelombang dari berbagai bangsa Eropa
(Prancis, Jerman, Inggris). Inilah yang dikenal dengan Perang Salib atau The
Crusade. Pada tahun 1099 laskar Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid
al-Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan
(jihad) dan persaudaraan (ukhuwah), sebab secara politis terpecah-belah dalam
banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun khalifah tetap satu, yaitu Bani Abbas
di Bagdad, sebagai lambang persatuan spiritual.
Dengan kekalahan tersebut buku-buku yang berisis
tentang ilmu pengetahuan dibawa oleh pelaja-pelajar Eropa. Sedangkan, buku yang
berisis tentang agama dibuang di laut merah. Runtuhnya Yerussalem membuat
kepercayaan umat islam terhadap agamanya yang dianggap sebagai agama tertinggi
semakin memudar. Para pemuka disibukkan oleh keinginan mengembalikan kekuasaan.
Mereka yang kuat menguasai yang lemah dan yang lemah menjadi makanan yang kuat.
Pada saat itu merupakan masa pemerintahan Sultan
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi (memerintah tahun 1174-1193 Masehi atau 570-590
Hijriah) dari Dinasti Bani Ayyub. Meskipun Salahuddin bukan orang Arab
melainkan berasal dari suku Kurdi, pusat kesultanannya berada di Qahirah
(Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan
Semenanjung Arabia.
Menurut Salahuddin, akibat kekalahan umat islam
pada perang salib, semangat juang umat Islam yang luntur harus dihidupkan
kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat islam kepada nabi mereka
Rasulullah Muhammad SAW. Dia mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari
lahir Nabi Muhammad saw., 12 Rabiul Awal, yang setiap tahun berlalu begitu saja
tanpa diperingati, kini dirayakan secara massal.
Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi tidak
melenceng dari aturan agama yang benar, sebaiknya perlu diikuti hal-hal
berikut:
1. Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada
Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Ahzab ayat
56 yang artinya
"Sesunggu hnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yangberiman! Bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya".( QS.Al-Ahzab:56.)
2. Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah.
2. Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah.
Syekh Husnayn Makhluf berkata: "Perayaan
maulid harus dilakukan dengan berdzikir
kepada Allah SWT, mensyukuri
kenikmatan Allah SWT atas kelahiran Rasulullah SAW, dan
dilakukan dengan cara yang
sopan, khusyu' serta jauh dari hal-hal yang diharamkan dan
bid'ah yang munkar".
3. Membaca sejarah Rasulullah s.a.w. dan
menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau.
4. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau
fakir miskin.
5. Meningkatkan silaturrahmi.
6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan
merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah
s.a.w. ditengah-tengah kita.
7. Mengadakan pengajian atau majlis ta'lim yang
berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuri tauladani Rasulullah s.a.w.
Adapun memperingati Maulid
Nabi Muhammad s.a.w adalah jelas-jelas menimbulkan manfaat yang nyata, bukan
manfaat semu seperti halnya orang-orang yang berkumpul bersama di suatu tempat
untuk berkampanye politik maupun berdemo ria dengan alasan-alasan tertentu yang
dihubung-hubungkan dengan agama islam. Manfa’at memperingati Maulid Nabi
Muhammad s.a.w diantaranya adalah:
1. Memperingati maulid Nabi Muhammad SAW
merupakan tempat atau sarana untuk
silaturrahim
sesama muslim, serta memperbanyak membaca shalawat.
Imam Ja’far Shadiq
mengatakan: “Saling berziarahlah kalian satu sama lainnya! Sesungguhnya dalam
ziarah kalian dengan sesama akan menghidupkan hati kalian, dan mengingatkan
hadist-hadist kami. Hadist-hadist kami membuat kalian lebih dekat dan lebih
sayang satu sama lainnya”.(al-Kafi, jilid 2, hal 186).
2. Dengan acara memperingati maulid Nabi saw
bisa menambah syiar islam dan mendapat pahala yang besar.
Karena dalam peringatan maulid Nabi tidak lepas dari membaca shalawat dan itu
sangat diajarkan oleh agama islam, yang secara tegas diwajibkan oleh Allah.
Lihat surah Al Ahzab yang menyatakan bahwa Sesungguhnya Allah dan para malaikat
bershalawat kepada rasul.
3. Acara
memperingati maulid Nabi SAW bisa dijadikan moment untuk mencari
ilmu (yang diwajibkan islam) tentang rasul dan ajarannya.
Karena disana diisi
pengajian-pengajian tentang ajaran islam, tentang sunnah-sunnah Rasulullah,
kisah-kisah teladan Rasulullah SAW bersama para sahabat dan para orang yang
memusuhinya, juga kisah-kisah bagaimana hidup secara islami menurut ajaran
Rasul SAW, bukan sekedar bualan-bualan atau janji-janji manis yang tak karu-
karuan.
Hukum perayaan maulid telah menjadi topik
perdebatan para ulama sejak lama dalam sejarah Islam, yaitu antara kalangan
yang memperbolehkan dan yang melarangnya karena dianggap bid'ah. Hingga
saat ini pun masalah hukum maulid, masih menjadi topik hangat yang
diperdebatkan kalangan muslim. Yang ironis, di beberapa lapisan masyarakat muslim
saat ini permasalahan peringatan maulid sering dijadikan tema untuk berbeda
pendapat yang kurang sehat, dijadikan topik untuk saling menghujat, saling
menuduh sesat dan lain sebagainya. Bahkan yang tragis, masalah peringatan
maulid nabi ini juga menimbulkan kekerasan sektarianisme antar pemeluk Islam di
beberapa tempat. Seperti yang terjadi di salah satu kota Pakistan tahun 2006
lalu, peringatan maulid berakhir dengan banjir darah karena dipasang bom oleh
kalangan yang tidak menyukai maulid.
Untuk lebih jelas mengenai duduk persoalan
hukum maulid ini, ada baiknya kita telaah sejarah pemikiran Islam tentang
peringatan maulid ini dari pendapat para ulama terdahulu.
Pendapat Ibnu Taymiyah
Ibnu Taymiyah dalam kitab Iqtidla'-us-Syirat
al-Mustqim (2/83-85) mengatakan:
"Rasululullah s.a.w. telah melakukan
kejadian-kejadian penting dalam sejarah beliau, seperti khutbah-khutbah dan
perjanjian-perjanjian beliau pada hari Badar, Hunain, Khandaq, pembukaan
Makkah, Hijrah, Masuk Madinah. Tidak seharusnya hari-hari itu dijadikan hari
raya, karena yang melakukan seperti itu adalah umat Nasrani atau Yahudi yang
menjadikan semua kejadian Isa hari raya. Hari raya merupakan bagian dari
syariat, apa yang disyariatkan itulah yang diikuti, kalau tidak maka telah
membuat sesuatu yang baru dalam agama. Maka apa yang dilakukan orang
memperingati maulid, antara mengikuti tradisi Nasrani yang memperingati
kelahiran Isa, atau karena cinta Rasulullah. Allah mungkin akan memberi pahala
atas kecintaan dan ijtihad itu, tapi tidak atas bid'ah dengan menjadikan maulid
nabi sebagai hari raya. Orang-orang salaf tidak melakukan itu padahal mereka
lebih mencintai rasul".
Namun dalam bagian lain di kitab tersebut, Ibnu
Taymiyah menambahkan:
"Merayakan maulid dan menjadikannya sebagai
kegiatan rutin dalam setahun yang telah dilakukan oleh orang-orang, akan
mendapatkan pahala yang besar sebab tujuannya baik dan mengagungkan Rasulullah
SAW. Seperti yang telah saya jelaskan, terkadang sesuatu itu baik bagi satu
kalangan orang, padahal itu dianggap kurang baik oleh kalangan mu'min yang
ketat. “
Pendapat Abu Shamah (guru
Imam Nawawi)
"Termasuk yang hal baru yang baik dilakukan
pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari
kelahiran Rasulullah s.a.w. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan
rasa gembira dan bahagia, sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir
miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah dan penghormatan kepada beliau,
begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah s.a.w.
kepada seluruh alam semesta".
Ibnu Hajar al-Asqolani
Dalam kitab Fatawa Kubro menjelaskan:
"Asal melakukan maulid adalah bid'ah, tidak diriwayatkan dari ulama
salaf dalam tiga abad pertama, akan tetapi didalamnya terkandung
kebaikan-kebaikan dan juga kesalahan-kesalahan. Barangsiapa melakukan kebaikan
di dalamnya dan menjauhi kesalahan-kesalahan, maka ia telah melakukan bid'ah
yang baik (bid'ah hasanah). Saya telah melihat landasan yang kuat dalam hadist
sahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah s.a.w. datang ke Madinah, beliau
menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, maka beliau bertanya kepada
mereka, dan mereka menjawab:"Itu hari dimana Allah menenggelamkan Firaun,
menyelamatkan Musa, kami berpuasa untuk mensyukuri itu semua. Dari situ dapat
diambil kesimpulan bahwa boleh melakukan syukur pada hari tertentu di situ
terjadi nikmat yang besar atau terjadi penyelamatan dari mara bahaya, dan
dilakukan itu tiap bertepatan pada hari itu. Syukur bisa dilakukan dengan
berbagai macam ibadah, seperti sujud, puasa, sedekah, membaca al-Qur'an dll.
Apa nikmat paling besar selain kehadiran Rasulullah s.a.w. di muka bumi ini.
Maka sebaiknya merayakan maulid dengan melakukan syukur berupa membaca Qur'an,
memberi makan fakir miskin, menceritakan keutamaan dan kebaikan Rauslullah yang
bisa menggerakkan hati untuk berbuat baik dan amal sholih. Adapun yang
dilakukan dengan mendengarkan musik dan memainkan alat musik, maka hukumnya
dikembalikan kepada hukum pekerjaan itu, kalau itu mubah maka hukumnya mubah,
kalau itu haram maka hukumnya haram dan kalau itu kurang baik maka begitu
seterusnya".
Pendapat Imam Sayuti
Beliau berkata: "Menurut saya asal
perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur'an dan
kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya.
Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang.
Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid'ah hasanah.
Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW,
menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhamad SAW yang
mulia".
Pendapat Syeh Azhar Husnain
Muhammad Makhluf
Beliau mengatakan:"Menghidupkan malam maulid
nabi dan malam-malam bulan Rabiul Awal ini adalah dengan memperbanyak dzikir
kepada Allah, memperbanyak syukur dengan nikmat-nikmat yang diturunkan termasuk
nikmat dilahirkannya Rasulullah s.a.w. di alam dunia ini. Memperingatinya
sebaiknya dengan cara yang santun dan khusu' dan menjauhi hal-hal yang dilarang
agama seperti amalan-amalan bid'ah dan kemungkaran. Dan termasuk cara bersyukur
adalah menyantuni orang-orang susah, menjalin silaturrahmi. Cara itu meskipun
tidak dilakukan pada zaman Rasulullah s.a.w. dan tidak juga pada masa salaf
terdahulu namun baik untuk dilakukan termasuk sunnah hasanah".
Pendapat Ibnu Hajar
al-Haithami
“Bid'ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu
juga memperingati hari maulid Rasulullah.”
Pendapat Al-Hafidz
al-Iraqi
Dalam kitab Syarh Mawahib Ladunniyah mengatakan:
"Melakukan perayaan, memberi makan orang disunnahkan tiap waktu, apalagi
kalau itu disertai dengan rasa gembira dan senang dengan kahadiran Rasulullah
s.a.w. pada hari dan bulan itu. Tidaklah sesuatu yang bid'ah selalu makruh dan
dilarang, banyak sekali bid'ah yang disunnahkan dan bahkan diwajibkan."
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Nabi Muhammad s.a.w dilahirkan tanggal 12
Rabiul Awwal pada Tahun Gajah, yaitu
tahun 570 M. Kemudian beliau menikah dengan Siti Khadijah pada umur 25
tahun. Dan pada umurnya yang ke 40 beliau diangkat menjadi Rasul Allah. Banyak
kejadian yang dialami Rasulullah setelah pengangkatannya menjadi rasul, salah
satunya peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Dan pada umur 63 tahun, beliau wafat.
Nabi Muhammad s.a.w memiliki akhlaq yang
sangat mulia. Ia seorang kepala keluarga, pedagang, pendidik dan panglima
perang yang sangat baik.
Maulid Nabi Muhammad s.a.w adalah peringatan
Hari Lahir nabi Muhammad s.a.w. Peringatan maulid Nabi pertama mulai
tahun 580 Hijriah (1184 Masehi) tanggal 12 Rabiul-Awwal. Hal ini brtujuan untuk
membangkitkan semangat umat Islam yang kalah pada Perang Salib. Dan peringatan
ini membuahkan hasil yang positif
2. Saran
Kita sebagai umat Islam seharusnya dapat
lebih mengetahui riwayat hidup Nabi Muhammad s.a.w. Sehingga dengan demikian
akan menambah kecintaan kita pada beliau.
Kita sebagai umat Islam yang mengaku cinta
kepada Rasulnya (Nabi Muhammad s.a.w) seharusnnya mampu untuk meneladani akhlaq
atau sifat-sifat mulia dan terpuji yang Nabi Muhammad s.a.w miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Djojopuspito,Suwarsih. Riwayat Hidup Nabi
Muhammad s.a.w. Jakarta : Pustaka JayaMibtadin dkk. Buku Ajar Acuan
Pengayaan Pendidikan Agama islam. Solo : CV. Sindunata
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam
untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Lahir3.html#68
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3505958
http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/fbba/tradisi-maulid-nabi/
http://sumberkita.com/makalah-maulid-nabi-muhammad/#more-1671
No comments:
Post a Comment