Kumpulan Makalah Terlengkap, Tutorial Dapodik, Tutorial PMP, Perangkat Pembelajaran Kurikulum KTSP 2006 Dan KTSP 2013 SD

Search

Friday, December 28, 2018

Makalah Puisi



Makalah Puisi
Diajukan untuk memenuhi  salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia

 








Di Susun Oleh :

SYALWA FI WIDYARI
Kelas IX - A


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DEPARTEMEN AGAMA
 MTsN 3 GARUT
                                                                        2016





KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat memenuhi tugas menulis makalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis makalah ini bertujuan untuk melatih daya piker penulis dan mendorongnya untuk lebih kreatif dalam menulis.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap penyusunan makalah ini, dapat memberikan motivasi pada siswa/i untuk terus berkarya terutama dalam hal menulis. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena hal tersebut,kritik dan saran sangat penulis butuhkan.

                                                                          Garut, .....................2016
                                                                                    

 
  Penyusun 



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………..............................i
Daftar Isi ………………………………………………………...........................ii
Bab I. Pendahuluan  …………………………………………..............................1
Bab II. Pembahasan  …………………………………………..............................2
Bab III. Penutup ………………………………………………. .........................14
Daftar Pustaka  ……………………………………………….............................15





BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang 
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar orang membicarakan mengenai sastra. Apakah sesungguhnya sastra itu? Apakah sastra itu berwujud atau tidak? Tidak satupun orang pun mengetahuinya. Oleh karena itulah kami sebagai calon sastrawan mengambil dan membahasa sastra dalam kehidupan kita. Adapun judul yang saya ambil mengenai karya sastra adalah ’’menganalisis unsur intrinsik puisi’’. 
2. Rumusan Masalah
1.Apa Unsur-unsur pembangun puisi?
2.Macam-macam puisi itu apa saja?
3. Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik ?
3. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui Unsur-unsur pembangun puisi
2.Untuki mengetahui macam-macam puisi
3. Untuki mengetahui unsur intrinsik.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Puisi
Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima dan irama sebagai media penyampaian untuk membuahkan ekspresi, ilusi dan imajinasi. Dalam puisi keindahan ilusi, penataan unsur bunyi juga merupakan gambaran gagasan penciptanya/penyairny Sastrawan indonesia yang telah dikenal dengan penyajian bahasa dan gaya pengungkapan yang khas, diantaranya adalah Chairil Anwar, D zawawi imron, Emha Ainun Nadjib.dll
 2.   Unsur-Unsur Pada Puisi Pengertian dan Unsur-unsur Puisi (Teori)
Berkenaan dengan pembelajaran puisi ada dua unsur yang harus mendapat perhatian guru yaitu unsur isi (makna puisi) dan unsur  metode (cara) pengungkapan puisi. Pembelajaran puisi harus sampai berhasil mengungkapkan rahasia isi puisi dan rahasia pengungkapannya. Pengertian dan Unsur-unsur Puisi (Teori)
a.    Unsur Isi Puisi (Makna Puisi)
·                      Tema
·                      Rasa
·                      Nada
·                      Amanat
b.    Unsur Metode Puisi (Cara Pengungkapan Puisi)
·                      Diksi
·                      Imajinasi
·                      Kata Nyata)
·                      Rima

3.       Macam- Macam Puisi
a. Puisi Naratif: Puisi Epik,Romansa, Balada Dan Syair(Berisicerita). 
b.Puisi Deskriptif Puisi Deskriptif adalah puisi dimana penyair sebagai pemberi kesan terhadap suatu keadaan/peristiwa, benda, suasana yang dianggap menarik perhatian penyair. Contoh puisi kritik social, satire, impresionik.
c.Puisi Inspiratif Puisi inspiratif adalah puisi yang diciptakan dengan dasar inspirasi dan kondisi mood penyair.
 Puisi merupakan salah satu karya sastra yang memiliki dua unsur pembentuk, yaitu unsur batin dan unsur fisik. Pembahasan bab ini lebih terfokus pada unsur-unsur fisik puisi atau disebut pula unsur bentuk.
Unsur bentuk puisi antara lain :
1.      Tipografi (bait, baris, perwajahan) adalah pembeda genre puisi, prosa dan drama yang penting. Tiporgafi menonjolkan bentuk visualnya, contohnya larik-larik puisi. Bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2.      Diksi atau pemilihan kata digunakan penyair untuk membangkitkan imaji pembaca. Diksi berkaitan dengan perbendaharaan kata, urutan kata, dan daya sugesti dari kata-kata.
Imaji sendiri adalah susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Selain itu, terdapat juga kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju”: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll.,sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah sebagai berikut:
1.      Makna Kias        
Sudah dijelaskan di depan bahwa makna kias dalam karya sastra banyak digunakan. Yang paling banyak menggunakan makna kias adalah puisi. Di samping puisi di depan, berikut ini dikutip dua bait puisi Ali Hasjmi, salah seorang penyair Angkatan Pujangga Baru berjudul "Menyesal".         
Pagiku hilang sudah melayang  
hari mudaku telah pergi 
Kini petang datang membayang            
Batang usiaku sudah tinggi       
Aku lalai di hari pagi     
Beta lengah di masa muda         
Kini hidup meracun hati            
miskin ilmu, miskin harta.          
Dalam puisi tersebut makna kias itu cepat dapat dipahami karena diberi jawaban pada baris berikutnya. Kata "pagi" diberi jawaban "muda". Kata "petang" diberi jawaban "batang usiaku sudah tinggi" (tua). Dalam puisi Chairil Anwar berikut makna kias lebih sulit ditafsirkan (dari judul "Aku").       
Aku ini binatang jalang  
Dari kumpulannya terbuang      
... ...............................    
Luka dan bisa kubawa berlari    
Berlari
Hingga hilang pedih peri (h).     
Pembaca harus menafsirkan makna lugas dari binatang jalang dari kumpulannya terbuang. Ini dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Karena yang sakit bukan fisik, tetapi jiwanya, maka “luka dan bisa (akan) dibawa berlari. Terus berlari”.
2.      Makna  Lambang           
Dalam puisi, banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu hal atau benda ke hal lain atau benda lain. Ada lambang yang sifatnya lokal, kedaerahan, nasional, tetapi ada juga lambang yang sifatnya universal (berlaku untuk semua manusia). Misalnya bendera adalah lambang identitas negara (universal), danbersalaman adalah lambang persahabatan, pertemuan, atau perpisahan (universal). Berikut ini dikutip puisi yang mengandung lambang, yaitu beberapa bait puisi yang mengandung lambang, yaitu beberapa bait puisi Rendra berjudul "Surat Kepada Bunda Tentang Menantunya".    
. .. ... ... ... ... .. . ... ... ...  
Burung dara jantan yang nakal  
Yang sejak dulu kau piara         
Kini terbang dan telah menemui jodohnya        
Ia telah meninggalkan kandang yang kaubuatkan         
Dan tiada akan pulang   
Buat selama-lamanya     
………………………..
Diri penyair sebagai orang yang setia di lambangkan dengan "burung darajantan". Selanjutnya pada bagian lain puisinya, Rendra menulis:
……………………………….
Dan sepatu yang berat serta nakal         
Yang dulu biasa menempuh      
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan        
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara     
Kini telah aku lepaskan  
Dan berganti dengan sandal rumah       
Yang tenteram, jinak dan sederhana     
………………………….
Dalam bait tersebut dinyatakan bahwa jejaka yang belum berumah tangga dilambangkan "sepatu yang berat dan nakal, sedangkan setelah menemukan jodohnya, ia menjadi “sandal rumah yang jinak dan sederhana”      
Lambang warna artinya memberi makna warna untuk mengganti makna lain. Misalnya warna hitam melambangkan kesedihan, warna putih kesucian, warna kuning kesetiaan, warna biru harapan, dan sebagainya. Lambang warna dapat kita hayati dalam "Balada Sumilah" karya Rendra berikut ini.  
…………………………….
Tubuhnya lilin tersimpang di beranda   
Tapi halusnya putih pergi kembara        
……………………………
Bulan keramik putih tanpa darah           
Warna jingga adalah mata Samijo         
menatap ia, menatap amat tajamnya.     
Padamkan jingga apimu. Padamkan!     
Demi selaput sutraku putih: padamkan!            
Kata-kata (alusnya putih" berarti rohnya yang suci (karena Sumilah telah mati). Kata ''jingga'' dalam puisi ini menggambarkan kebencian. Dalam puisi ini diceritakan Samijo sangat benci kepada Sumilah, pacarnya, karena ia mengira Sumilah telah mengkhianatinya.
Lambang bunyi artinya makna khusus yang diciptakan oleh bunyi-bunyi atau perpaduan bunyi-bunyi tertentu. Misalnya bunyi seruling yang mendayu-dayu mengingatkan kita akan tanah Pasundan (priangan). Bunyi gamelan membawa kita kepada alam Jawa Tengah dan Jawa Timur. Begitu juga bunyi-bunyi khas Bali, Ambon, dan sebagainya akan melambangkan kedaerahan tertentu. Di samping itu vokal, konsonan, dan perpaduan vokal dan konsonan dapat membentuk sifat tertentu dari puisi. Hal ini juga termasuk lambang bunyi. Berikut ini puisi Ramadhan K.H. yang kental dengan lambang bunyi.
Seruling di pasir ipis, merdu      
Antara gundukan pohon pina    
Tembang menggema di dua kaki           
Burangrang-Tangkuban Prahu   
Jamrut di pucuk-pucuk  
Jamrut di air tipis menurun        
Kata seruling menunjukan lambang tanah Pasundan dengan bunyi seruling yang meliuk-liuk penuh kedukaan, terlebih dikaitkan dengan gunung Burangrang (legenda lutung kasarung) dan Tangkuban Prahu (legenda Sangkuriang) lebih meyakinkan bahwa puisi ini bersifat duka.            
Lambang suasana artinya peristiwa atau keadaan yang tidak digambarkan apa adanya, tetapi diganti dengan keadaan lain. Misalnya, dalam bait puisi Rendra yang berjudul "Surat Cinta" ini terdapat lambang suasana:           
Kutulis surat ini 
Kala hujan gerimis         
Bagai bunyi tambur mainan       
Anak peri dunia yang gaib         
Dan angin mendesah     
Mengeluh dan mendesah           
Ungkapan "hujan gerimis" di atas melambangkan suasana sedih (duka) penyair karena cintanya kepada gadis pujaannya tidak direstui oleh orang tua gadis itu. Namun cintanya memang luar biasa besarnya, bergema, bergemuruh seperti (tambur mainan anak peri dunia yang gaib" lambang suasana juga pada kata-kata: lintang kemukus (bencana), barata yuda (huru-hara), dan sebagainya.
3.      Gaya bahasa adalah bahasa kiasan yang mengiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan hal lainya sehingga gambaran menjadi jelas, menarik dan menjadi hidup. Atau juga bisa disebut sebagai bahasa figuratif yang berarti bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Sebagai contoh spesifiknya adalah pada majas. Jenis-jenis gaya bahasa (majas)Terdapat empat macam jenis kelompok majas yaitu: (1) majas perbandingan, (2) majas penegasan, (3) majas pertentangan, dan (4) majas sindiran. Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk membandingkan, yang termasuk majas ini diantaranya metafora, litotes, hiperbola, alusio, personifikasi dan sebagainya. Majas penegasan adalah gaya bahasa yang betujuan untuk menegaskan sesuatu, yang termasuk majas ini diantaranya adalah antiklimaks, anaphora, koreksio, dan sebagainya. Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk mempertentangkan sesuatu, yang termasuk majas ini diantaranya paradoks, antithesis, okupasi, dan sebagainya. Majas sindiran adalah gaya bahasa yang bertujan untuk menyindir, yang termasuk majas ini diantaranya ironi, sinisme, dan sarkasme.
Kata kias atau konotasi adalah kata-kata bahasa yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau melewati maknanya yang harfiah, makamelalui penguraian makna konotatif itu kita akan mampu menemukan bentuk-bentuk imaji / citra tertentu yang ada dalam puisi tersebut. Makna konotatif ini dibentuk dengan pemakaian majas (figure of speech), yakni pemakaian kata yang memiliki makna melewati makna denotatif (harfiah).Karena makna konotatif melampaui maknanya yang lazim, maka dalam mengartikan atau memahami sebuah kata dalam puisi bias bermacam-macam.Sesuai dengan tingkat kedalamam pemahaman pembaca dalam menginteprestasikannya.Namun, agar tidak salah dalam menerjemahkan makna yang ada dalam sebuah puisi, anda harus berpegang pada makna konotatif yang berlaku umum.Misalnya kata “bulan purnama” adalah lambang dari keindahan “kerbau” memiliki konotasi kuat tapi bodoh.Dalam puisi, seseorang (anda dan saya) tidak bisa semena-mena menaksirkan makna konotatif dalamsebuah puisi sekehendak hati kita.
Citraan juga termasuk dalam gaya bahasa. Citraan adalah kepuitisan utama yang erat hubungannya dengan diksi.Citraan membuat pembaca atau pendengar menghayati melalui penglihatan, pendengaran, pencecapan, dan perabaan.

4.      Versifikasi (bunyi, persajakan/rima, dan irama)  adalah bunyi yang dipergunakan sebagai orkestrasi, yang mengalirkan perasaan, imaji-imaji dalam pikiran, atau pengalaman-pemgalaman jiwa pembaca atau pendengar.Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata atau ungkapan. Sedangkan irama merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi, irama sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima.Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
CONTOH PUISI
MENCARI

Termenung dan termangu
Khayal berpendar tuk berfikir
Mencari pengisi kekosongan hati yang sejati
Kadang gundah tuk dapatkan apa yang ingin dicari

Sesobek sudut di jiwa bertuah dan sadarkan
Walau tak tahu apa yang dirasa
Tetap berjalan dalam tanya
Benarkah… apakah itu Cinta, apakah arti Cinta
                                                            (3@/LR/28'10'10)
 IDENTIFIKASI PUISI
  Terdapat majas personifikasi yang termasuk dalam kelompok majas perbandingan.
  Rima yang ada adalah rima pengulangan kata atau ungkapan. Dan dalam rekaman, irama (tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi) sudah cukup baik untuk dapat ditangkap makna puisinya.
  Salah satu kata konotasi yang terdapat pada puisi di atas adalah kata “Sesobek sudut di jiwa” yang menggambarkan bisikan suara hati dari sang penyair.
  Kata “berjalan dalam tanya” menggambarkan makna kata lambang dari keragu-raguan atau ketidaktahuan.
  Unsur gaya bahasa, dan versifikasi dari uraian di atas disimpulkan sudah ada dalam penyampaian puisi tersebut. Kemudian unsur diksi kurang lebih sudah cukup baik, dan unsur tipografinya adalah dengan gaya teks rata tengah.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Sebuah karya fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan.Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya, yang sangat menarik untuk dianalisis, yaitu dengan analisis aspek intrinsik dan ekstrinsik.
            Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri tanpa melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek ekstrinsik hanyalah dalam hubungan menetapkan nilai isinya (Sugiarti,2007:25).Analisis aspek unsur ekstrinsik ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya, dan sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan kenyataan-kenyataan di luar karya sastra itu sendiri (Sufiarti, 2007: 22).

Saran
            Semoga apa yang dianalisis oleh penulis melalui novel “Orang-orang Proyek” karya Ahmad Tohari ini bisa bermanfaat dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan dapat digunakan sebagai referensi maupun contoh untuk menganalisis novel lainnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anisa.Menganalisis unsure-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
Nuzulia Dian.Strukturalisme.(Online)
Sugiarti. 2002. Pengantar dan Pengkajian Prosa Fiksi. Malang: UMM Press.









No comments:

Post a Comment

Post Popular

Makalah Maulid Nabi Muhammad SAW 1

MAULID NABI MUHAMMAD SAW Diajukan untuk memenuhi   s alah satu tugas m ata p elajaran Sejarah Kebudayaan Islam ...