MAKALAH ILMU
PENGETAHUAN ALAM
“SISTEM GERAK PADA MANUSIA”
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas dari sekolah dan untuk melengkapi salah satu
persyaratan untuk mengikuti
Ujian Nasional
Di Susun Oleh :
SRI NURLATIFAH
Kelas IX
- E
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DEPARTEMEN
AGAMA
MTsN 1
CISEWU
2016
LEMBAR
PENGESAHAN
“ MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM
SISTEM GERAK PADA MANUSIA “ ini disahkan pada tanggal oleh
:
PKS Kesiswaan Guru
Kelas
Cahyar Buhori, S.Ag Dian Hasanah, S.Ag
NIP. 195611161983031002 NIP. 197709042007102002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Gerak Pada Manusia”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, motivasi maupun
bimbingan, oleh karena itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Kepala Sekolah MTsN 1 Cisewu
2.
Ibu
Dian Hasanah , S.Ag selaku Wali Kelas IX D yang telah memberikan perhatian dan bimbingannya.
3.
Kedua orang tua penulis.
4.
Teman-teman yang senantiasa mendukung penulis.
5.
Dan pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan
satu – persatu.
Penulis sangat menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, telah dikerjakan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, karena itulah
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar menjadi lebih
baik. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
Cisewu, Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
............................................................................ 1
2. Rumusan
Masalah........................................................................ 1
3. Tujuan
.......................................................................................... 1
4. Mafaat
.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Gerak ............................................................................ 3
2. Alat Gerak
................... ................................................................. 3
3. Fungsi Rangka ................................................................................ 5
4. Alat Gerak
Pasip/Tulang ................................................................ 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Sering kali kita melakukan gerak
, tetapi kurang menyadari adanya sistem yang mempergerakan tubuh kita. Banyak
sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot
,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat
bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain. Otot,daging,rangka,dan
tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA)
seperti judul makalah sayapada tugas biologi ini.
Karena mengingat waktu yang
singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum tertuang dalam
makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan tentang
sistem gerak pada manusia di makalah ini.
2. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian gerak ?
2. Apa macam-macam
alat gerak ?
3. Apa itu rangka dan
fungsinya ?
4. Apa alat gerak
aktif dan pasif ?
5. Apa macam-macam
kelainan pada sistem gerak ?
3. TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui pengertian gerak
2. Mengetahui
macam-macam alat gerak
3. Mengetahui
rangka dan fungsinya
4. Mengetahui
alat gerak aktif dan pasif
5. Mengetahui
macam-macam kelainan pada sistem gerak
4. MANFAAT
SISTEM GERAK MANUSIA adalah
pembahasan yang penting di mana memberi kita wawasan tentang system gerak pada
manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada manusia .
Sangat penting mengetahhui
hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita masing-masing yang
setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun ringan.
Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri
dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak.
Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi
sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan
bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau
seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian
gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada
manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak
akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel
tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk
hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang
digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih
rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
2. Alat
gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan
hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif
berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan
sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak
dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang
menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan
tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang
mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki
senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu
membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga
pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga
akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai
sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut
ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali
pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu
kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan
menjdi 2 jenis :
Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup.
Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah
kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum Mollusca, Class
Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk
hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class Pisces,
Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-kura
dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata Phyllum
Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
3. Fungsi rangka :
Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
Menahan dan menegakkan tubuh.
Tempat pembentukan sel darah.
Tempat perlekatan otot.
Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
Sebagai alat gerak pasif.
4. Alat
gerak pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan
penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung
epifise tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak
banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio
menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring
dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta
dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak
semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago.
Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung,
ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa
cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas
protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat
memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak
mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang
dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan
yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan
yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan
nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam
pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan
menjadi :
a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen
yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat
lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan
persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding trachea yang
berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa
berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat
dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon
dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa
serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic
dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia beranjak dewasa.
Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran eustachius (pada telinga
bagian tengah) dan daun telinga.
2) Tulang keras/tulang sejati/osteon
Osteon berfungsi :
Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
Terbentuk melalui proses :
Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda
menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan
matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat kolagen sehingga akan membuat
tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah retak atau
patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium dan
fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.
Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada
peristiwa osifikasi.
Pembentuk sel tulang sejati disebut
osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang
muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang.
Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum. Kandungan yang
terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium
Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat
dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut sistem
Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel
tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang
membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau
lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuanpembuluh darah dan sel saraf.
Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan tempat sel tulang
berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya akan nampak
rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil
beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan
kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari
pembuluh darah dan sel saraf.
Pembagian tulang :
a. Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi :
(PIPIPEN)
© Tulang
pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga
dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari
perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini
berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu
epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat,
kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise
dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung
epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia
pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os.
Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus,
dll.
© Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang
ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga
diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os.
Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
© Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak
beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os.
Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.
b. Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
© Tulang
kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat
dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa matriks dalam rongga tulang
ini.
Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.
© Tulang
spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang
tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.
c. Berdasarkan letaknya tulang dibedakan menjadi :
© Tulang Axial
terdiri dari :
A. Tulang Tengkorak :
1) Tulang
dahi
= 1 buah
2) Tulang
ubun-ubun
= 2 buah
3) Tulang kepala
bagianbelakang
= 1 buah
4) Tulang
pelipis =
2 buah
5) Tulang
baji
= 2 buah
6) Tulang
tapis =
2 buah
7) Tulang
mata =
2 buah
8) Tulang air
mata =
2 buah
9) Tulang rongga
mata
= 2 buah
10) Tulang
pipi
= 2 buah
11) Tulang
hidung
= 2 buah
12) Tulang rahang
atas
= 2 buah
13) Tulang rahang
bawah
= 2 buah
14) Tulang
langit-langit
= 2 buah
15) Tulang pangkal
lidah
= 1 buah
B. Tulang Pendengaran :
1) Tulang
martil
= 2 buah
2) Tulang
landasan
= 2 buah
3) Tulang sanggurdi
= 2 buah
C. Tulang badan :
1) Tulang
leher
= 7 ruas
2) Tulang
punggung
= 12 ruas
3) Tulang
pinggang
= 5 ruas
4) Tulang
kelangkang
= 5 buah
5) Tulang ekor
=4 ruas (menyatu)
D. Tulang dada :
1) Tulang dada bagian
hulu
= 1 buah
2) Tulang dada bagian
badan
= 1 buah
3) Tulang dada bagian
taju pedang = 1buah
E. Tulang rusuk :
1) Tulang rusuk sejati
= 7 pasang
2) Tulang rusuk
palsu
= 3 pasang
3) Tulang rusuk
melayang
= 2 pasang
F. Tulang gelang bahu :
1) Tulang
selangka
= 2 buah
2) Tulang
belikat
= 2 buah
G. Tulang gelang panggul :
1) Tulang
usus =
2 buah
2) Tulang
duduk
= 2 buah
3) Tulang
kemaluan
= 2 buah
© Tulang
Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :
1)
Tulang lengan
atas
= 2 buah
2)
Tulang pengumpil
= 2 buah
3)
Tulang
hasta
= 2 buah
4)
Tulang pergelangan
tangan
= 2 x 8 buah
5)
Tulang telapak
tangan
= 2 x 5 buah
6)
Tulang ruas jari
tangan
= 2 x 14 ruas
B. Tulang pergerakan bawah :
1)
Tulang
paha
= 2 buah
2)
Tulang tempurung
lutut
= 2 buah
3)
Tulang
betis
= 2 buah
4)
Tulang
kering
= 2 buah
5)
Tulang pergelangan
kaki
= 2 x 7 ruas
6)
Tulang telapak
kaki
= 2 x 5 buah
7)
Tulang ruas jari
kaki
= 2 x 14 ruas
Persendian/artikulasi
Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur
khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat memungkinkanuntuk pergerakan
disebut dengan sendi.
Artikulasi dapat dibedakkan menjadi :
1) SINARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi mati.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat
digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi dan
dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada
tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2) AMFIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi kaku.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat
digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan cartilago.
Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang
belakang.
3) DIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi hidup.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat
digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian
ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi
minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas sendi.
Dapat dibedakan menjadi :
a) Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan
Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os.
Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b) Sendi pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal dengan Os.
Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
c) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah
satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada
hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os.
Atlas dengan Os. Cranium.
d) Sendi peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan
Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.
e) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan pada satu bidang saja atau gerakan bergeser. Dijumpai pada
ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas Os. Metacarpal.
f) Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan
memutar (menggeliat).
g) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya
seolah-olah mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os. Metacarpal
dengan Os. Radius.
h) Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan
mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk
ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan
Os. Radius dengan Os. Carpal.
Alat Gerak Aktif/Otot
Berdasarkan struktur selnya dibedakan menjadi
:
Otot Polos/Licin
Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong
dengan kedua ujung meruncing.
Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah
sel otot.
Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa
disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian
tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam
tubuh keculai jantung dan rangka.
Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka
1) Memiliki bentuk sel
yang panjang seperti serabut/benang/filament.
2) Memiliki banyak
inti sel yang terletak di tepi.
3) Memiliki permukaan
yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang pada struktur
selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak seragam/tidak sama
tebalnya pad permukaan sel otot.
4) Pergerakan sel otot
ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat pergerakannya
cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
5) Sel otot ini hanya
dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.
Otot Jantung/myocardium
Memiliki bentuksel yang memanjang seperti
serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot jantung disebut dengan
Sinsitium.
Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak
ke tengah.
Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar
kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat, teratur dan tidak mudah
lelah.
Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung.
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :
1) Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Ex :
© Seluruh otot
pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk menelungkup.
© Seluruh otot
supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.
2) Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot sayng cara kerjanya saling
berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macamynya :
Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor
(mendekatisumbu badan).
Otot supinator (menengadah) dengan pronator
(menelungkup).
Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator
(gerakan ke atas).
Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :
1 Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang
dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2 Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang
dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
Bagan/skema mekanisme cara kerja otot.
1 Kontraksi
Impuls → sel otot → ujung saraf →
asetilkolin → sel otot → membebaskan ion Ca 2+ protein aktin +
myosin → aktomiosin → serabut otot
memendek → kontraksi.
2. Relaksasi
Impuls → plasma sel otot → menyerap Ca
2+ aktomiosin → aktin + myosin → serabut otot memanjang → relaksasi.
Kelainan pada tulang dan otot
Penyebab kelaian oleh :
Genetis
Kuman penyakit.
Kelainan susunan tulang dan sendi.
Kebiasaan sikap duduk yang salah.
Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.
Kurang gizi.
Kecelakaan.
2.5 Macam kelainan pada sistem gerak
v Fraktura /patah tulang
Yaitu kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik
kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup
(patah tulang yang tidak sampai merobek kulit/otot) dan fraktura yang
terbuka (patah tulang yang merobek/menembus kulit/otot).
v Osteoporosis
Yaitu kelainan pada tulang yang disebakan
karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu
lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.
v Fisura/retak tulang
Yaitu kelainan tulang yang menimbulkan
keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
v Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga
tulang belakang melekung pada daerah lumbalis. Ha ini akan mengakibatkan
posisi kepala tertarik ke belakang.
v Skolisosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga
tulang belakang melekung ke araah lateral. Hal ini akan menyebabkan badan
akan bengkok membentuk huruf S.
v Kifosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga
tulang belakang yanag terlalu membengkok ke belakang.
v Hipertrofi
Yaitu kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih
kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara
berlebihan.
v Atrofi
Yaitu kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi
otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit polimielitis yang dapat
merusakkan sel saraf pada otot.
v Stiff/kaku leher
Yaitu kelainan otot karena adanya peradangan otot
trapesius leher akibat gerakan yang menghentak secara tiba-tiba/salah gerak.
v Tetanus
Yaitu kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi
bakteri Clostridium tetani. Sehingga menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau
perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian
atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili
pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata.
Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem
gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak
akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel
tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk
hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang
digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ
tumbuhan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi.
Gita Media Press, Surabaya. h. 127, 204 – 205, 215, 217, 249, 251.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah
Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 69, 70, 74 – 75, 78, 81, 85 –
86.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference
Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX.
Quadra-Penerbit Yuhistira, Jakarta. h. 47 – 48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit
Yudhistira, Jakarta. h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran
BIOLOGI Berdasarkan Kurikulum 1984 Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA
kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 232, 234, 236 –
237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of
Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman
Group (FE) Ltd. England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2
Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100, 102, 105, 109.
No comments:
Post a Comment